Kamis, 28 Mei 2009

ABSORBER

Proses Pemisahan Gas CO2.

Absorber merupakan satu alat pemisahan gas pereduksi bijih besi di hyl-III. Khusus pemisahan komponen gas dari unsur gas CO2 ( 10 % menjadi 1,5 % ).yang memberikan efektifitas penggunaan gas lebih baik dan kebutuhan akan reducing gas make- up pada reduksi menjadi lebih rendah.

Peralatan unit CO2 absorber ini di sirkuit reduksi, diantara after cooler 471-C1/ C2 dan inlet gas reformer ( mixture point gas ) masuk ke gas heater 404- B1/ B2.

Hyl- III mempunyai 2 unit absorber tower 323- E1/ 2 dan satu stripper 324- E, dua Heat Exchanger, pompa serta peralatan penunjang operasi.

Kandungan CO2 dalam gas umpan recycle ( outlet reactor ) di absorb 10 % vol.-menjadi 1,5 % vol., tekanan gas recycle ini 6,10 kg/cm2 absolut dan temperatur 44 * C.

Masuk dari bottom 323- E1/ E2 naik ke atas dan kontak berlawanan arah dengan cairan larutan ucarsol yang turun dari top 323- E1/E2.


Jenis CO2 absorber tower yakni packed tower, dimana 2 ( dua) paket bed yang berisi packing yang digunakan untuk media kontak gas /liquid masing – masing berdiameter 3,2 meter dan tinggi 28 meter,menggunakan packing Intallox Saddles IMTP 50 untuk distribusi gas dan liquid.

CO2 yang diserap keluar lewat top absorber dengan tekanan 5,95 kg/ cm2 absolut dan temperatur 44 *C dilewatkan ke Scrubbed Wash Washer 322- F untuk menangkap cairan ucarsol yang terbawa gas . 322- F ini dilengkapi dengan 4 wash trays ( baki penampung ) dan satu demisting pad ( penangkap kondensat ) untuk mencegah larutan carry over. Cairan kondensat di sirkulasikan dengan pompa 321- J1/ J2 / J 3/J4 untuk membersihkan gas buang CO2.

Keseimbangan air di jaga kualitasnya dalam sirkulasi untuk mencegah terbentuknya impuritis ( ketidak murnian )dengan menambah kondensat low pressure steam dengan control FIC 1723/ 2723, set point untuk flow control ini dari LIC 3200 di stripper tower 324- E.

Penambahan air yang kemudian di purgar dengan control LIC 1710/ 2710 dari scrubber gas washer ke rich solution dari absorber, sebelum kondensat low pressure steam ditambahkan, kondensat dari reboiler 326- F didinginkan dari 138 *C ke 44 *C di cooler 327 – C.


Aliran Sirkulasi Larutan Ucarsol.


Aliran sirkulasi ini kita awali dari outlet absorber dimana larutan yang kaya CO2 hasil penyerapan disebut dengan Rich Solution melewati heat exchanger, Heat Exchanger berfungsi sebagai alat pemindah panas mempunyai 279 plat dengan luas permukaan heat transfer 510 m2. ( lihat data peralatan utama ).

Panas yang dipindahkan oleh larutan Lean solution yang keluar dari bottom stripper 113 *C dan dipindah panaskan ke Rich solution 102,5 *C ( outlet absorber RS : 65,3 *C ) yang ber akibat lean solution turun temperaturnya hingga 76,1 *C masuk ke absorber.

Selanjutnya rich solution dengan panas 102,5 *C masuk lewat top stripper tower (menara stripper ) 324- E masuk dalam 2 tahapan aliran, yaitu spray untuk menyemprotkan larutan turun melewati baki penampung dimana pelat baki dilengkapi dengan sejumlah lubang uap, mempunyai valve tray sebagai distributor uap yang naik dari pemanasan larutan di reboiler ,dan pada sisi plat baki dipasang weir ( empang ) yang gunanya untuk menampung cairan dan cairan tumpah dari weir ( empang ) melalui down comer turun ke packing bed pertama dan cairan ditampung lagi oleh baki penampung kedua sebelum turun ke packing bed kedua ( proses turunnya larutan antara packing bed terjadi pemisahan CO2 yang terkandung dalam larutan dari perbedaan titik didih dan kandungan CO2 dari Rich Solution di kurangi / reduced dari 0,27 mol CO2/ mol Ucarsol menjadi 0,02 mol CO2/ mol Ucarsol ) dan turun lagi ke baki penampung ketiga ( draw - off tray ) yang mengarahkan larutan turun lewat down comer untuk seterusnya masuk ke shell side reboiler guna memanaskan larutan yang sudah dipisahkan dari CO2 ( lean solution ) dan larutan ini akan tumpah pada kondisi grafity (gaya bumi ) melewati empang ( weir ) di reboiler dan selanjutnya kembali ke bottom stripper pada temperatur 113,6 * C sebelum di recycle ke absorber.

Minggu, 17 Mei 2009

Kenapa harus Jurnalistik

Jurnalisme adalah bidang disiplin dalam mengumpulkan, memastikan, melaporkan, dan menganalisis informasi yang dikumpulkan mengenai kejadian sekarang, termasuk tren, masalah, dan tokoh. Orang yang mempraktekkan kegiatan jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan.

Di Indonesia, istilah ini dulu dikenal dengan publisistik. Seiring waktu, istilah jurnalistik muncul dari Amerika Serikat dan menggantikan publisistik dengan jurnalistik.

Publisistik juga digunakan untuk membahas Ilmu Komunikasi.

Jurnalis seringkali berinteraksi dengan sumber yang kadangkala melibatkan konfidensialitas. Aktivitas utama dalam jurnalisme adalah pelaporan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana Tahapan pencarian berita :

1. Observasi. Bersifat pengamatan langsung, ada juga pengamatan tak langsung. Pengamatan ini bisa dilakukan dalam waktu yang pendek dan panjang. Pendek artinya, setelah melihat sebuah peristiwa dan mencatat seperlunya, seseorang meninggalkan tempat kejadian untu menulis laporan.. Panjang berarti seseorang berada di tempat kejadian dalam waktu yang lama. Bahkan ia menulis laporan dari tempat kejadian.
Seseorang disebut melakukan pengamatan tidak langsung bila ia tidak menyaksikan peristiwa yang terjadi, melainkan mendapat keterangan dari orang lain yang menyaksikan peristiwa itu. seorang pekerja pers melakukan pengamatan untuk melaporkan kejadian sebuah peristiwa apa adanya.

2. Wawancara, bersifat tanya jawab antara seorang wartawan dengan narasumber untuk mendapatkan data tentang sebuah fenomena (Itule dan Anderson 1987:184). Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah:

a. Posisi narasumber dalam wawancara
Posisi narasumber dalam sebuah wawancara ibarat posisi pembeli dalam sebuah transaksi dagang, yaitu sebagai raja. Semua keinginan narasumber harus dipenuhi oleh wartawan. Karena itu, sebelum melakukan wawancara, wartawan harus menanyakan keinginan narasumber ,wartawan harus memperkenalkan secara langsung jati dirinya dan untuk siapa ia bekerja. Tahap ini, menurut prinsip etika jurnalistik yang umum, harus ditempuh oleh setiap wartawan sebelum melakukan wawancara terdapat beberapa hal mendasar yang perlu ditanyakan kepada narasumber, misalnya:
• Apakah narasumber tidak keberatan bila kalimatnya dikutip secara langsung?
• Apakah narasumber tidak berniat namanya dirahasiakan dalam sebagian hasil wawancara?
• Apakah narasumber memiliki keinginan lain yang berkaitan dengan hasil wawancara?
Bila wartawan sudah mengetahui jawaban ketiga pertanyaan ini ditambah dengan keinginan narasumber lain, maka terpulang kepada wartawan bersangkutan untuk segera memenuhinya atau bernegosiasi terlebih dahulu.
Bernegosiasi dengan narasumber bukanlah pekerjaan yang haram. Wartawan boleh bernegosiasi tidak berlangsung di bawah tekanan pihak tertentu (ada dugaan wartawan yang handal sering melakukan negosiasi dengan narasumber). Kesepakatan yang dicapai berdasarkan negosiasi, biasanya, lebih memuaskan kedua belah pihak. Terlepas dari cara pencapaian kesepakatan, kesepakatan ini perlu dicapai sebelum melakukan wawancara (tidak ada salahnya wartawan juga merekam kesepakatan yang sudah dicapai. Rekaman ini bisa dijadikan bukti bila kelak ada pihak yang protes terhadap keberadaan wawancara tersebut). Berdasarkan kesepakatan inilah seharusnya wawancara berlangsung.
Setelah wawancara selesai, wartawan perlu menanyakan kembali kepada narasumber, apakah narasumber masih setuju dengan kesepakatan yang sudah dibuat? Wartawan juga perlu meyakinkan narasumber bahwa tidak akan terjadi penyesalan di kemudian hari atas segala akibat kesepakatan yang sudah dibuat.
Dalam pandangan sebagian kecil wartawan, pelaksanaan tahap-tahap wawancara tersebut di atas menghambat kelancaran kerja mereka. Karena itu, mereka enggan melakukannya. Tetapi, bagi mereka yang pernah ketanggor, pelaksanaan tahap-tahap itu menjadi satu keharusan.

b. Posisi wartawan dalam wawancara
Sebagian besar individu akan merasa sangat senang bila diwawancarai wartawan. bila hasil wawancara tersebut disiarkan kepada khalayak, nama mereka juga akan dikenal khalayak. Semakin sering mereka diwawancarai wartawan, semakin populerlah mereka. Individu-individu model begini akan selalu bersikap manis kepada wartawan..

Lalu, dimana posisi wartawan yang sebenarnya? Kedudukan wartawan adalah penjaga kepentingan umum., seperti dinyatakan oleh Jeffrey Olen, Ia harus menghormati keberadaan narasumber. Mereka harus mengakui bahwa narasumber adalah individu yang bisa berpikir, memiliki alasan untuk berbuat dan mempunyai keinginan-keinginan (Olen 1988:59). Akibatnya, wartawan harus memperlakukan narasumber sebagai individu yang memiliki otonomi dan bebas mengekspresikan segala keinginannya. Kalau pada satu saat narasumber keberatan hasil wawancaraya disiarkan, maka wartawan harus menghormati keinginan ini dan tidak menyiarkannya.

Menurut para ahli, terdapat tujuh jenis wawancara, yaitu man in the street interview, casual interview, personal interview, news peg interview, telephone interview, question interview dan group interview (Itule dan Andersin 1987:207-213).
Man in the street interview
Wawancara yang dilakukan untuk mengumpulkan pendapat beberapa orang awam mengenai sebuah peristiwa, wawancara ini diperlukan setelah terjadinya sebuah peristiwa yang sangat penting.
Casual interview
Wawancara mendadak. ,seorang wartawan minta kesediaan seorang narasumber untuk diwawancarai.
Personal interview
Wawancara untuk mengenal pribadi seseorang yang memiliki nilai berita lebih dalam Hasilnya, berupa profil tentang orang bersangkutan.

News peg interview

Wawancara yang berkaitan dengan sebuah laporan tentang sebuah peristiwa yang sudah direncanakan. Wawancara ini disebut information interview.

Telephone interview
Wawancara yang dilakukan lewat telepon. Biasa dilakukan wartawan kepada narasumber yang sudah dikenalnya dengan baik. Dengan perkataan lain, seorang wartawan memilih jenis wawancara ini karena ia dalam keadaan terdesak.

Question interview
Wawancara tertulis. dilakukan seorang wartawan yang sudah mengalami jalan buntu. Karena wartawan tidak bisa bertemu dengan narasumber, Keuntungan berita yang diperoleh lebih jelas dan mudah dimengerti.
Kelemahannya kita tidak bisa mengamati sikap pribadi narasumber ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan

Group interview
Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang sekaligus untuk membahas satu persoalan atau implikasi satu kebijaksanaan ,misal dialog.Semua jenis wawancara di atas akan terlaksana dengan baik bila dipenuhi teknik-teknik berikut:

• Menggunakan daftar pertanyaan

• Memulai dengan pertanyaan-pertanyaan ringan;

• Mengajukan pertanyaan langsung , ringkas dan tepat;

• Tidak malu bertanya kalau ada jawaban yang kurang jelas;

• Mengajukan pertanyaan tambahan berdasarkan perkembangan wawancara.

3. Konferensi Pers
Pernyataan yang disampaikan seseorang yang mewakili sebuah lembaga atau pernyataan pribadi tentang peluncuran karya baru Biasanya menyangkut citra, peristiwa yang sangat penting dan bersifat insidental. Tetapi, tidak jarang bersifat periodik, Pada setiap konferensi pers, wartawan memiliki hak yang sama untuk mengajukan pertanyaan kepada orang yang memberikan konferensi pers. dalam konferensi pers dilakukan lewat dialog langsung. Tetapi, ada juga konferensi pers yang menggunakan jawaban tertulis yang dibagikan kepada para wartawan..

4. Press Release. siaran pers yang dikeluarkan oleh satu lembaga, satu organisasi atau seorang individu secara tertulis untuk para wartawan.. Tidak ada keharusan bagi wartawan untuk memuat siaran pers ini.. Tegasnya, pada press release tidak ada tanya jawab dengan wartawan dan narasumber. Sedangkan pada konferensi, ada.

sumber : http://aliefnews.wordpress.com/2008/01/11/teknik-mengum pulkan-berita/

Selasa, 12 Mei 2009

TENTANG POMPA

Semua pompa diklasifikasikan secara luas ke dalam dua kategori umum: positive-displacement atau kinetik.
Dalam kategori ini, terdapat enam kelas umum pompa berdasarkan fungsinyaenam kelas pompa tersebut dijelaskan dan diidentifikasikan sesuai denganbagaimana caranya menciptakan tekanan. Dalam setiap kelas, berikutnya, ada beberapa tipe pompa yang bervariasi satu sama lain berdasarkan metode pompanya, dan terutama teknik operasinya.
AgarAnda dapat bekerja secara aman dan effisien di dalam fasilitas, Anda harus mengetahui tentang pompa-pompa yang digunakan di fasilitas Anda dan bagaimana mereka beroperasiPompa secara luas dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pompa kinetik dan pompa positive-displacement.
POMPA KINETIK
POMPA POSITIVE- DISPLACEMENT
Sebuah pompa kinetik menghasilkan tekanan dengan pertama-tama membangun tekanan dengan menciptakan laju cairan yang tinggi oleh elemen yang berotasi; kemudian laju cairan tersebutdiubah menjadi tekanan oleh bentuk ukuran dari saluran
pelepasan. Karena cairan dalam pompa kinetik selalu bebas untuk berputar tanpa halangan dalam selubung (casing) pompa,
bagian pelepasan (discharge) dapat tertahan atau tersumbat tanpa membuat tekanan yang berlebihan.
Pompa positive-displacement adalah suatu pompa dimana sejumlah cairan yang terperangkap di dalamnya ditekan (atau
didorong/displaced) dari pompa ketika mekanisme pompa bekerja. Secara teori, tekanan dibatasi hanya oleh tenaga yang
tersedia untuk menggerakkan elemen pemompa. Dalam prakteknya, jika bagian pelepasan dari pompa positive-displacement terhalang, penggerak pompa akan berhenti (stall), Dalam praktek umum, sebuah katup pengaman dipasang pada bagian pelepasan di hampir semua pompa positive-displacements untuk melindunginya dari tekanan berlebihan jika tekanannya
terhalang atau tersumbat.
Bagian keluaran (outlet) katup pengaman biasanya dialirkan kembali ke aliran hisap (suction line). Adalah sangat berbahaya jika secara sengaja menutup katup pelepasan dari pompa positive-displacement, dan bergantung pada katup pengaman untuk melepaskan tekanan atau pompa akan pecah untuk melepaskan tekanan di dalamnya
POMPA SENTRIFUGAL
Pompa sentrifugal menggunakan gaya sentrifugal dan laju untuk menciptakan tekanan. Elemen mekaniknya adalah impeller,
berupa cakram berotasi dengan baling-baling. Aliran masuk kedalam pompa diarahkan ke bagian tengah impeller yang berputardan gaya sentrifugal akan melemparkan cairan dengan kecepatan tinggi ke selubung sekitarnya, atau "volute." Bentuk volute yang khusus mengubah kecepatan tinggi menjadi tekanan.
AXIAL FLOW
Pompa aliran aksial (axial flow) sering dinamakan sebagai pompa propeller. Pompa axial flow menghasilkan volume yang
sangat tinggi, tetapi tekanan (head pressure) yang rendah, yang membuatnya sangat cocok untuk pengadukan. Elemen yang
berotasi adalah sebuah propeller sederhana yang menempel pada sebuah pipa, atau tangki terbuka. Bilah-bilah dari propeller
menggerakkan cairan secara aksial, dengan cara yang sama seperti kipas angin di atap (ceiling fan) menggerakkan udara.
POMPA TURBIN
Pompa turbin adalah pompa kinetik dan mampu membangun tekanan yang cukup tinggi dengan sebuah elemen rotasi tunggal
yang dinamakan turbin. Terpasang pada pinggiran turbin adalah ember dangkal yang bergerak di dalam saluran melingkar.
Aliran melalui pompa turbin berada seluruhnya dalam saluran.Aliran hisap masuk ke dalam saluran pada titik inlet dan diambil
oleh ember untuk mulai perjalanan mengelilingi saluran. Ketika cairan bergerak melalui saluran, sebuah gaya spiral dibentuk
yang akan menghasilkan tekanan. Tekanan secara cepat terbangun hingga cairan dialihkan dari saluran ke bagian pelepasan.
POMPA RECIPROCATING
Pompa reciprocating secara bergantian mengambil sejumlah cairan, dan mendorongnya untuk membangun tekanan seperti
siklus denyutan (pulsating cycles). Elemen pemompa adalah sebuah piston, plunger, atau diaphragma yang bergerak maju-
dan-mundur. Metode yang umum dalam memberi tenaga pada pompa ini adalah dengan menghubungkannya secara langsung dengan pembangkit uap (steam engine), tetapi juga digunakan penggerak berputar atau motor.
Pompa reciprocating memiliki keuntungan dalam menyediakan berapapun tekanan yang dibutuhkan untuk mengatasi halangan yang meningkat secara sementara. Karakteristik ini membuatpompa ini sangat baik untuk memompa cairan yang kental dan untuk memompa ke tekanan yang sangat tinggi.
Kelemahan utama dari pompa reciprocating ini adalah aliran denyutannya yang membuatnya sangat sulit untuk dikendalikan.
Sebagian dari masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan dua pompa yang bekerja bersamaan untuk mengurangi besarnya perbedaan dari denyutanAliran yang lebih halus dapat juga diperoleh dengan menambahkan ruang penahan
gelombang denyutan (pulsating dampening surge chamber) pada bagian pipa penghisap dan pelepasan.
POMPA ROTARY
Pompa rotary adalah jenis pompa positive-displacement yang memerangkap dan memindahkan cairan sejalan dengan elemen
pemompa yang berputar. Ada beberapa desain, tetapi semua bekerja dengan cara yang hampir sama. Cairan terperangkap
dalam gigi-gigi dari roda gigi (dalam sebuah gear pump); atau,diantara baling-baling (dalam sebuah baling-baling pompa);
atau, disekitar sisir (dalam sebuah sisir pompa). Selain itu ada
bentuk-bentuk lain dari pompa rotary
Karena semua pompa rotary adalah positive-displacement, aliran pelepasannya tidak boleh terhalang ketika pompa ini sedang
beroperasi. Katup pengaman bagian pelepasan selalu merupakan bagian integral dari pompa untuk mencegah kerusakan jika
bagian pelepasan tersumbat.
POMPA METERING
Pompa metering adalah jenis pompa positive-displacements dengan piston kecil - atau diaphragma yang digunakan untuk
mengukur dengan tepat jumlah cairan yang mengalir. Pompa metering biasanya digunakan untuk menambah bahan kimia
tambahan ke dalam proses dalam jumlah yang tepat. Pompa ini harus memilki kemampuan untuk menjaga keakuratan aliran,
dengan tanpa menggunakan katup pengendali aliran (flow control valve), dan dapat diatur dengan mudah untukmemvariasikan laju alir cairan jika diperlukan

STACKER DAN RECLAIMER


Stacker , alat penerima bahan baku dari pelabuhan dan bahan baku hasil reclaim dari stock yard 3 dan 4 yang akan di timbun di stockyard 1 dan 2 secara merata sesuai program yang telah di tentukan.
Stacker terdiri dari : Boom yang dilengkapi dengan belt conveyor, boom stacker berputar 180 derajat menuju arah stock yard1 dan 2, pergerakkan ini disebut slewing.
Selain itu boom dapat di gerakkan naik turun yang di sebut level, pengoperasian dilakukan dari cabin control dengan cara manual atau otomatis.
Level ini mempunyai 4 ( empat ) tahap : - tahap 1 sampai 3 kapasitas muatan yang di izinkan 1200 ton/ jam, untuk tahap 4 hanya sebesar 1.000 ton / jam.

Unit Peralatan di Stacker.
1. Travel Unit.
Merupakan unit yang menggerakkan stacker di stock yard, sistem ini digerakkan oleh 4 (empat) motor listrik diengkapi transmissi gear box, turbo coupling dan motor breake.
System elektrik mempunyai 3 ( tiga ) limit swicth :

• 2 (dua ) limit switch untuk membalikkan gerakan travel unit secara auto.
• 1 (satu) limit switch emergency limit switch.

Ketiga limit switch tersebut akan bekerja bilamana menyentuh stop bar.
Alat pelengkap lainnya :

• 2 (dua) buah rail claim, berfungsi sebagai rem stacker saat stand by, dilengkapi satu limit switch unttuk signa sekwensi.
• 2(dua) buah cable rel, berfungsi untuk menggulung dan mengulur cable pada saat operasi dan ada 2 (dua) cable, yang
berwarna merah untuk supply power stacker dan cable hitam untuk supply power panel control.
Sistem cable rel ini dilengkapi drum cable, motor penggerak dan guide cable, serta dua limit switch .

2. Boom Conveyor Belt.
Boom belt conveyor adalah belt penerus yang melintang sepanjang boom stacker berfungsi mendistribusikan bahan baku ke stockyarrd 1 dan 2.
3, Hoisting Unit.
Unit penggerak naik turun boom belt conveyor pada level yang ditentukan, unit
Ini digerakkan secara auto dan manual. Digerakan dengan 2 (dua) motor peng -
Gerak dan di lengkapi dengan 7 ( tujuh ) limit switch yang mengirim sinyal bila
Boom belt conveyor berada pada posisi levelnya.
Susunan limit switch tersusun dari bawah ke atas, antara lain :

a. Emergency limit switch atas.
b. Level 4.
c. Level 3.
d. Level 2.
e. Level 1.
f. Emergency limit switch bawah.
Alat pelengkap lainnya Magnetic Limit Switch terdapat pada ujung bagian bawah
Boom belt conveyor.
Alat ini dilengkapi 2 (dua) bentuk panjang dan pendek.
Kegunaan yang panjang untuk mengirim sinyal auto, agar boom conveyor naik ke level yang lebih tinggi dan bila menyentuh pellet berarti stacker menyentuh stop bar bagian barat, sedangkan yang pendek berfungsi mengirim sinyal emergency stop, jika alat ini menyentuh pellet maka stacker berhenti ( stop ).

4. Slewing Motion.
SisteM pemutar boom belt conveyor dari stockyard 1 ke stockyard 2 atau sebaliknya dan berputar 180 * , mekanik penggeraknya 2 (dua) motor slewing motion.Data teknis stacker :

Ketinggian boom dari ujung rail 12,50 meter.
Speed hoisting unit 4.00 meter / min.
Speed Travel unit 15.60 meter / min.
Time Slewing motion sampai 180 * 8.00 minute.
5.model Operasi Stacker.

Stacker di operasikan dua cara :

1, Cara Single.

Biasa digunakan untuk test dan chek tiap unit stacker oleh petugas perawatan dan di operasikan oleh operator.
Contoh : > Boom Belt Conveyor.
• Slewing motion.
• Hoisting Unit
• Travel Unit.
 Cara mengoperasikannya :
1, Masukkan kunci Main Switch ON, di tandai nyala lampu :
• Main Switch ON.
• Rail Claim.
• Lubrication Unit.
2, Pindahkan saklar operasi dari posisi stop ke posisi single.
3, Tekan Button Starting Time, tunggu sampai voltage untuk start- up dicapai
Dengan tanda menyalanya lampu Indikasi Starting Time.
4, Posisi Boom dalam keadaan transfer direction atau sejajar dengan conveyor
BS- 1.
o Putar saklar operasi slewing mation ke arah stockyard 1 atau 2
sampai keadaan boom in position pada stockyard yang dituju.
o Tekan button starting time, tunggu nyala indikasi lampu.
o Putar saklar operasi sampai hoisting ke lower dari transport level ke level yang di kehendaki, ditandai lampu indikasi level pellet nyala.

2, Cara Manual dan Automatic.
 
Prosedur Pengoperasian Manual dan Automatik.
• Putar saklar operasi dari posisi Stop ke Manual.
• Tekan botton Starting Time sampai voltage untuk start up tercapai, indikasi lampu nyala.. Boom conveyor akan berjalan dengan sendirinya ditndai nyala lampu indikasi boom belt conveyor,
• Beritahu kepada operator Control Room 1, bahwa stacker siap operasi.
• Lihat aliran pellet yang muncul dari pelabuhan atau stockyard 3 / 4 bila sudah kelihatan putar saklar operasi dari manual ke automatis, maka tavel unit bergerak ditandai nyala indikasi lampu travel unit.
• Bila Stacker menyentuh stop bar, maka stacker akan kembali ke posisi semula secara automatis demikian seterusnya.
6. Model pengoperasian Reclaimer.
Reclaimer, alat yang dilengkapi dengan boom conveyor, bucket wheel, Bridge conveyor, cariagge traverse conveyor yang terletak ditengah stockyard gunanya untuk mendistribusikan
Pengoperasian Reclaimer ada 2 (dua) cara :
1. Cara Single.
Cara ini untuk pengetesan atau pengechekan tiap unit peralatan yang ada di reclaimer oleh maintenance dan operator.
Contoh pengetesan atau perbaikan :

• Bridge Conveyor Belt.
• Bucket Wheel.
• Carriage Traverse
• Travel Unit

Cara mengoperasikannya .
1. Masukkan kunci Main Switch ON ditandai nyala nya lampu indikasi :
• Main switch ON.
• Rail Claim dan Lubrication oil unit
2. Pindahkan saklar operasi dari posisi Stop ke posisi single.
3. Tekan button Starting Time, tunggu sampai voltage penuh untuk start-up
Dicapai ditandai nyala lampu indikasi starting time.
4. Putar saklar operasi Bridge Belt Conveyor.
5. Putar saklar operasi bucket wheel, bucket akan berputar ditandai lampu
Indikasi nyala.
6. Gerakan handle ke depan atau ke belakang maka carriage traverse akan
Bergerak maju mundur di tandai nyala lampu indikasi ( bila indikasi
Lampu starting time mati, maka lampu indikasi ini harus dinyalakan
Dulu agar carriage traverse bergerak.
7.Gerakan handle kekiri kekanan maka travel unit bergerak ke arah barat
Dan timur , bila menggerakkan travel unit sementara indikasi lampu
Indikasi starting time mati maka harus dinyalakan dulu, menggerakkan
Carriage traverse dan travel unit tidak bisa bersamaan tapi harus bergan
tian.
2. Cara Manual dan Automatis.
Cara mengoperasikannya :
1. Masukan kunci Main Switch ON, ditandai nyala lampu indikasi
2. Putar saklar operasi Manual.
3. Belt conveyor BS-2 dan 3 running maka start bridge belt conveyor,bila belt conveyor running lampu indikasi bridge belt conveyor nyala.
4. Buchet wheel berputar ditandai nyala lampu indikasi .
5. Gerakkan handle travel unit ke arah barat, maka reclaimer bergerak autoditandai nyala lampu indikasi ( tidak perlu tekan starting time ).
6. Gerakkan carriage traverse untuk menempatkan buchet wheel pada ujung tumpukan pellet.
7. Bila di operasikan secara manual, lakukan hal berikut ; untuk menjalankan travel unit maka gerakkan handle kekiri (arah barat) dan kekanan ( arah timur mundur ), untuk menjalankan carriage traverse handle gerakkan ke depan ( bergeser arah selatan ), ke belakang akan begerak ke belakang ( arah utara ).
8. Bila operasi Automatis putar saklar dan posisikan ke Automatis. Jarak pergerakan travel unit dapat diatur sesuai kebutuhan, setelah travel ini diatur maka pada jarak tersebut akan berhenti dengan sendirinya dan carriage traverse pun berjalan ke arah ujung area yang lain, begitu seterusnya
Mengenal unit peralatan di Reclaimer.
Peralatan yang menggerakan reclaimer antara lain :

1. Travel Unit, merupakan unit penggerak reclaimer dari Timur ke Barat dan sebaliknya untuk perpindahan reclaimer. Travel unit di gerakan 4 (empat ) motor listrik dilengkapi Transmisi gear turbo, Turbo Coupling dan motor break.
Elektrik system dilengkapi limit switch, yaitu 2 limit switch untuk automatik gerakan travel unit dan 2 limit switch untuk emergency stop.

Pelengkap lainnya adalah ;
Lima magnetic switch gunanya untuk menetralisir gerakan roda travel unit , dua buah Rail Clamp berfungsi untuk pengerem saat reclaimer tidak running,tiap rail clamp dilengkapi satu limit switch sebagai signal operasi.juga dilengkapi dua buah cable rel yang merupakan mekanik sistem untuk menggulung dan mengulur kabel secara teratur di sepanjang stockyard. Kabel rel ini dua yaitu Kabel merah untuk power supply tegangan tinggi dan kabel hitam untuk power supply tegangan rendah di sistem panel control.
Kelengkapan kabel ini : Kabel Drum, Motor Penggerak, Guide Cable dan dua limit switch pembalik gerak motor dan emergency stop.
2. Bridge Belt Conveyor, merupakan belt conveyor penerus yang membujur di sepaanjang reclaimer, fungsinya untuk mentransfer pellet yang diambil dari bucket wheel ke Conveyor BS- 2 dan BS- 3. ..Bridge conveyor ini digerakkan sebuah motor listrik dan dilengkapi transmisi gear box, Turbo Coupling dan motor break, dilengkapi limit switch penggerak motor bridge conveyor yang bekerjanya diatur oleh chute table 
3. Carriage Traverse, berfungsi sebagai pembawa bucket whell ,disamping itu mem punyai dua limit switch emergency stop, dua magnetik monitor untuk membalik gerakan carriage travers jika reclaimer pindah posisi, serta garu yang berfungsi untuk meruntuhkan tumpukan pellet agar mudah dikeruk oleh bucket wheel.
4. Bucket wheel, fungsinya mengambil atau mengeruk pellet dari stockyard selanjutnya di transfer ke bridge belt conveyor melalui corong ( chute table ). Bucket mempunyai 8 bucket dan bergerak memutar mengelilingi bridge belt conveyor reclaimer, penggeraknya motor listrik, sedangkan sistem pelumasan untuk putaran bucket wheel menggunakan grease dengan lubrication central unit, dilengkapi dengan sistem magnetik monitor untuk mendeteksi putaran serta kontak box ( operasi single / local ). Cara kerja automatic dari reclaimer adalah hubungan sinkron antara bucket wheel, carriage traverse, bridge belt conveyor dan travel unit. Karena putaran bucket wheel konstan, kecepatan carriage traverse dan bridge belt conveyor tetap atau konstan sedangkan kecepatan travel unit bisa diatur sesuai jumlah BAHAN BAKU yang akan diambil.


MATERIAL HANDLING

PERALATAN OPERASI MATERIAL HANDLING
Peralatan sebelum di operasikan harus dalam kondisi aman serta siap dioperasikan.
Pengoperasian alat agar tetap handal dipengaruhi atas 2 (dua) faktor :
1. Peralatan beserta perlengkapannya.
2. Manusia / operator dan tanggung jawabnya.
1. 1. Peralatan , fungsi dan perlengkapannya.

BELT CONVEYOR.
Peralatan ini merupakan yang paling utama dalam penanganan material mulai dari mengangkut bahan baku sampai menjadi produk spons, belt conveyor atau ban berjalan ini mempunyai alat pendukung yang berfungsi sebagai alat pengaman alat, diantaranya :
A, ROPE SWITCH ( RS) atau take – line,
Alat ini di hubungkan dengan tali ceiling di rentang sepanjang belt conveyor.
Rope switch berfungsi untuk memutuskan hubungan arus listrik ke motor penggerak -
Conveyor dan tali (ceiling ) untuk menarik take- line,
Take – line digunakan setiap saat dan di setiap tempat di sepanjang belt- conveyor :
Contoh :
• Bila ada roll jatuh atau terlepas dari dudukannya saat conveyor running, roll ini dapat menggores belt, maka belt dapat distop dengan cara menarik ceiling take- line.
• Saat pembersihan take line menjadi pengaman dalam bekerja.
• Saat perbaikan atau vulkanisir belt.

B. BELT SWITCH ( BS ),
Alat ini dipasang di tepi belt, berjumlah 4 (empat) piece atau 2 (dua) unit, satu unit pada area Tile pully dan area drive pully.
Fungsi alat ini untuk memutuskan arus listrik ke motor penggerak belt conveyor apabila belt bergerak mengarah ke pinggir.
Cara kerja alat ini , bila belt conveyor bergerak mengarah ke pinggir dan menyentuh tangkai / switch dan akan mengakibatkan belt berhenti running, kejadian ini lazim disebut side travel, bila conveyor dimuat spons panas maka ini dapat menyebabkan belt terbakar.
Antisipasi masalah ini adalah dengan cara belt running local / manual. Dengan merubah posisi selector di panel control dari AUTO ke LOCAL kemudian tombol warna hijau di tekan maka belt akan berjalan dan guide roll ( posisi guide roll ini biasanya didepan tail pully bagian bawah atau belakang drive pully bagian atas) di geser- geser, diharapkan dengan cara tersebut belt akan kembali pada posisi semula ( normal ). Ini ter jadi bila guide roll pergerakannya tidak sempurna/ seret, sebenarnya guide roll ini berfungsi sebagai penye arah belt conveyor supaya selalu berada pada posisinya ditengah drum/ pully.
Bila side travel ini di sebabkan oleh drum/pully yang bergeser, maka kejadian seperti ini dilaporkan ke petugas perawatan untuk diperbaiki.

C. SPEED SWITCH ( SS ) – CONTROL PUTARAN DRUM.
Biasanya posisi alat ini berada di samping Drum Tail Pully, fungsinya untuk mengontrol putaran belt conveyor pada posisi normal, apabila dibawah putaran normal
maka alat ini bekerja untuk memutus arus listrik ke motor penggerak sehingga belt berhenti running.
Hal ini hanya dapat diketahui operator control room dengan adanya sinyal alarm SS dan bila di control house, control station I & 2 ditandai dengan nyala lampu kuning.

D. OVER LOAD .
Alat ini berfungsi sebagai pembatas daya listrik motor yang di konversikan pada beban
Belt conveyor dan terpasang pada panel MCC Room, yang menangani alat ini petugas dari elektrik . Alat ini bekerja bila beban diatas conveyor melebihi kapasitas yang diijinkan, atau belt conveyor slip kena hujan/ air hydrant.

Contoh : Beban angkut conveyor 409-V 250 ton/jam, saat pemberian beban yang variatif biasanya terjadi saat start-up reaktor maka beban dari berat jenis pellet akan lebih berat dari pada beban sponge maka beban yang diterima dapat melebihi kapasitas sehingga belt akan menerima kelebihan beban atau OVER LOAD.
Cara penanggulangannya dengan cara menjalankan belt conveyor secara LOCAL, bila beban masih berat maka beban harus di kurangi dengan discharge 2 ( dua ) conveyor.

E. BOX OPERASI ( Unlocking Switch Box ).
Berbentuk panel box yang berisi satu selector pakai kunci dan dua tombol, fungsi alat adalah untuk menjalankan dan men stop peralatan ( belt- conveyor ) dari lapangan (field) dengan cara memutar selektor / kunci ke arah MANUAL atau AUTO ( remote ) atau STOP sedangkan untuk meng eksekusi running dan stop dengan menekan tombol warna hijau sedangkan tombol warna merah berfungsi untuk stop conveyor, biasanya di fungsikan saat terjadi side travel, over load dan belt conveyor test running setelah perbaikan . Posisi normal selector USB ini pada POSISI AUTO atau STAND BY.
F. ALARM DAN LAMPU ROYER.
Alat ini dipasang di tempat yang mudah dilihat seperti di area Tail Pully, area Drive Pully dan di tengah belt conveyor.
Kegunaan alat ini untuk memberi tanda bahwa alat ( belt- conveyor ) akan dijalankan secara AUTO , bila alat start dari ruang control maka alarm akan berbunyi dan lampu royer akan menyala kurang lebih selama 10 – 20 detik lalu belt-conveyor berjalan atau running.

G. TRANSDUCER.
Alat ini dipasang di bawah belt conveyor, fungsi alat ini adalah sebagai interlock, artinya sebagai pemutus atau penyambung arus listrik bagi peralatan.

H. METAL DETECTOR.
Alat ini dipasang pada belt conveyor 402- V, didepan tail pully dan berfungsi sebagai pengaman bila ada benda asing atau besi yang mungkin dapat merusak belt-conveyor.
Apabila belt conveyor running dan membawa material yang ditumpangi benda/ besi maka akan ada sinyal alarm yang dapat memberhentikan belt conveyor.

I. DRUM / PULLY.
Alat ini berfungsi untuk menarik putar belt conveyor atau memutar balik serta sebagai pegangan bandul ( counter weight ) sebagi pengencang belt conveyor.
Fungsi dan jenis drum pully .
1. Drive pully, tempatnya berada di depan sebagai penarik putar belt conveyor ini dihubungkan dengan turbo coupling, gear box selanjutnya dihubungkan ke motor listrik dan berfungsi untuk menarik putar belt conveyor.
2. Tail pully, tempatnya dibelakang , sebagai pemutar balik dan sebagai pengendali belt conveyor.
3. Snup pully, posisinya berada di bawah dan dibelakang drive pully sebagai pengencang belt conveyor pada drive pully.
4. Band pully, posisinya dibawah belt conveyor sebagai penahan belt untuk ditarik oleh bandul (counter weight ).
5. Take up pully, berada di bawah belt conveyor untuk pegangan ceiling bandul/ counter weight.
6. Counter weight, adalah bandul sebagai pengencang belt conveyor.
7. Pompa Hydraulic, fungsi sama dengan counter weight sebagai pengencang belt yang pendek seperti boom conveyior stacker atau boom conveyor, SR dan juga ada yang menggunakan spring (per) yang terbuat dari plat baja. Contoh nya pengencang belt 408-V dan 409-V.

J. ROLL.
       Alat untuk jalur belt conveyor.
       Fungsi dan jenis roll.
1. Roll Top, sebagai rel belt conveyor, tempatnya di jalur atas.
2. Return Idler ( roll balik ), sebagai jalur belt conveyor, tempatnya berada di bagian bawah.
3. Roll Karet, biasanya ditempatkan di bawah chute transfer, supaya bisa terjadi flexible pada belt conveyor saat material tersebut jatuh di belt conveyor.

CLEANER.
       Ada 3 ( tiga ) macam Cleaner :

1. Cleaner segi tiga.
2. Cleaner panjang.
3. Cleaner segitiga lingkaran.

Ketiga cleaner tersebut pada prinsipnya sama kegunaannya untuk membersihkan belt conveyor dari kotoran dan air, hanya penempatan dan bentuknya saja yang berbeda.
Bila cleaner segi tiga di tempatkan didepan tail pully untuk membersihkan kotoran dan material serta air yang terbawa belt balik.

SKIRT BOARD.

Skirt board ada 2 (dua) macam :
1. Side skirt board.
2. Back Skirt Board, berfungsi untuk menahan material supaya tidak k eluar dari belt conveyor, hanya tempat yang berbeda, bila side skirt board berada ditepi kiri dan kanan belt conveyor, Back skirt board berada dibawah chute transfer bagian belakang.

CHUTE.
        Fungsi chute untuk mendistribusikan material dari satu alat ke alat yang lain atau dari conveyor ke conveyor berikutnya.

Jenis Chute :

1. Chute Transfer, yaitu alat yang menghubungkan dari belt conveyor ke conveyor yang lain.
2. Chute Emergency, alat yang menghubungkan dari front loader ke belt conveyor yang sifatnya     emergency.
3. Chute table, alat yang menghubungkan dari reclaimer ke 2 ( dua) arah belt conveyor seperti       belt conveyor BS 2 dan BS 3.
4. Three way chute , alat untuk menghubungkan ke 3 (tiga) arah yang diperlukan antara lain ke     flexowheel 410- V, 411-V dan ke Gate 423- L.
5. Two way chute, alat yang menghubungkan dari flexowheel 406- V ke dua arah belt conveyor       407- V1 dan 407- V2.

HOPPER.
      Alat yang menampung sementara material, kapasitasnya < 400 ton.

DEDUSTING.

Alat yang berfungsi untuk menyedot debu bahan baku pellet atau sponge dari transfer chute atau screen.
Ada 3 (tiga ) jenis alat yang berfungsi sama :
1. Dry wet dedusting dan scrubber, kedua jenis alat ini menyedot debu dari transfer chute maupun screen lalu di spray dengan air, debuyang kasar akan masuk kedalam bak penampung terus dipompa menuju bak penampung lumpur dan debu yang halus terbawa sedotan blower ke cerobong selanjutnya ke udara bebas.
2. Iron Ore Dry Dedusting, alat yang menyedot debu pellet dari chute transfer dan screen, kemudian debu tersebut dipisahkan yang halus dan kasar masuk belt conveyor dan ditampung dalam bin untuk selanjutnya dibuang ke area penampungan, sedangkan yang halus terbawa isapan blower masuk ke cerobong dan buang ke udara bebas.

SCREEN.
     Alat ini ada 2 (dua ) macam, dan fungsinya sama yaitu untuk memisahkan antara debu pellet dan sponge. Hanya dari bentuk yang berbeda yakni : screen untuk memisahkan debu
pellet , bahan dari kawat baja yang di anyam dan ada yang dari karet berlubang. Sedangkan screen untuk memisahkan debu sponge ter buat dari plat baja yang dilubangi ( lihat figure . 5 ).

GATE.
     Alat yang terbuat dari palt baja yang berbentuk persegi empat dan biasanya dipasang didalam chute transfer berfungsi untuk memindahkan arah material.
Lebih jelas lihat gambar belt conveyor main part (alat utama conveyor ).
 
2. 1. Manusia / Operator.
                 Tiap unit peralatan di kendalikan oleh satu atau lebih operator yang mengawasinya, karena itu operator harus mampu mengendalikan dan memahami cara kerja peralatan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Tanggung jawab operator di dasari atas :
a. Operator bertanggung jawab terhadap peralatan yang berada dalam pengawasannya.
b. Operator bertanggung jawab atas kelancaran operasi peralatan.
c. Operator dapat memahami dan mengetahui seluruh system kerja peralatan yang menyangkut interlock system, pelumasan system dan pengoperasian alat.
d. Mampu memprediksi dan tanggap bahaya yang akan terjadi pada peralatan.
e. Sanggup mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam mengatasi masalah yang menyangkut keselamatan alat , manusia dan produksi.
f. Wajib menjaga wilayah kerja, control peralatan dan pembersihan peralatan secara periodik.
g. Mengerti tentang elektrik dan mekanikal system peralatan serta tahu prosedur kerja ( SOP ).