Selasa, 12 Mei 2009

MATERIAL HANDLING

PERALATAN OPERASI MATERIAL HANDLING
Peralatan sebelum di operasikan harus dalam kondisi aman serta siap dioperasikan.
Pengoperasian alat agar tetap handal dipengaruhi atas 2 (dua) faktor :
1. Peralatan beserta perlengkapannya.
2. Manusia / operator dan tanggung jawabnya.
1. 1. Peralatan , fungsi dan perlengkapannya.

BELT CONVEYOR.
Peralatan ini merupakan yang paling utama dalam penanganan material mulai dari mengangkut bahan baku sampai menjadi produk spons, belt conveyor atau ban berjalan ini mempunyai alat pendukung yang berfungsi sebagai alat pengaman alat, diantaranya :
A, ROPE SWITCH ( RS) atau take – line,
Alat ini di hubungkan dengan tali ceiling di rentang sepanjang belt conveyor.
Rope switch berfungsi untuk memutuskan hubungan arus listrik ke motor penggerak -
Conveyor dan tali (ceiling ) untuk menarik take- line,
Take – line digunakan setiap saat dan di setiap tempat di sepanjang belt- conveyor :
Contoh :
• Bila ada roll jatuh atau terlepas dari dudukannya saat conveyor running, roll ini dapat menggores belt, maka belt dapat distop dengan cara menarik ceiling take- line.
• Saat pembersihan take line menjadi pengaman dalam bekerja.
• Saat perbaikan atau vulkanisir belt.

B. BELT SWITCH ( BS ),
Alat ini dipasang di tepi belt, berjumlah 4 (empat) piece atau 2 (dua) unit, satu unit pada area Tile pully dan area drive pully.
Fungsi alat ini untuk memutuskan arus listrik ke motor penggerak belt conveyor apabila belt bergerak mengarah ke pinggir.
Cara kerja alat ini , bila belt conveyor bergerak mengarah ke pinggir dan menyentuh tangkai / switch dan akan mengakibatkan belt berhenti running, kejadian ini lazim disebut side travel, bila conveyor dimuat spons panas maka ini dapat menyebabkan belt terbakar.
Antisipasi masalah ini adalah dengan cara belt running local / manual. Dengan merubah posisi selector di panel control dari AUTO ke LOCAL kemudian tombol warna hijau di tekan maka belt akan berjalan dan guide roll ( posisi guide roll ini biasanya didepan tail pully bagian bawah atau belakang drive pully bagian atas) di geser- geser, diharapkan dengan cara tersebut belt akan kembali pada posisi semula ( normal ). Ini ter jadi bila guide roll pergerakannya tidak sempurna/ seret, sebenarnya guide roll ini berfungsi sebagai penye arah belt conveyor supaya selalu berada pada posisinya ditengah drum/ pully.
Bila side travel ini di sebabkan oleh drum/pully yang bergeser, maka kejadian seperti ini dilaporkan ke petugas perawatan untuk diperbaiki.

C. SPEED SWITCH ( SS ) – CONTROL PUTARAN DRUM.
Biasanya posisi alat ini berada di samping Drum Tail Pully, fungsinya untuk mengontrol putaran belt conveyor pada posisi normal, apabila dibawah putaran normal
maka alat ini bekerja untuk memutus arus listrik ke motor penggerak sehingga belt berhenti running.
Hal ini hanya dapat diketahui operator control room dengan adanya sinyal alarm SS dan bila di control house, control station I & 2 ditandai dengan nyala lampu kuning.

D. OVER LOAD .
Alat ini berfungsi sebagai pembatas daya listrik motor yang di konversikan pada beban
Belt conveyor dan terpasang pada panel MCC Room, yang menangani alat ini petugas dari elektrik . Alat ini bekerja bila beban diatas conveyor melebihi kapasitas yang diijinkan, atau belt conveyor slip kena hujan/ air hydrant.

Contoh : Beban angkut conveyor 409-V 250 ton/jam, saat pemberian beban yang variatif biasanya terjadi saat start-up reaktor maka beban dari berat jenis pellet akan lebih berat dari pada beban sponge maka beban yang diterima dapat melebihi kapasitas sehingga belt akan menerima kelebihan beban atau OVER LOAD.
Cara penanggulangannya dengan cara menjalankan belt conveyor secara LOCAL, bila beban masih berat maka beban harus di kurangi dengan discharge 2 ( dua ) conveyor.

E. BOX OPERASI ( Unlocking Switch Box ).
Berbentuk panel box yang berisi satu selector pakai kunci dan dua tombol, fungsi alat adalah untuk menjalankan dan men stop peralatan ( belt- conveyor ) dari lapangan (field) dengan cara memutar selektor / kunci ke arah MANUAL atau AUTO ( remote ) atau STOP sedangkan untuk meng eksekusi running dan stop dengan menekan tombol warna hijau sedangkan tombol warna merah berfungsi untuk stop conveyor, biasanya di fungsikan saat terjadi side travel, over load dan belt conveyor test running setelah perbaikan . Posisi normal selector USB ini pada POSISI AUTO atau STAND BY.
F. ALARM DAN LAMPU ROYER.
Alat ini dipasang di tempat yang mudah dilihat seperti di area Tail Pully, area Drive Pully dan di tengah belt conveyor.
Kegunaan alat ini untuk memberi tanda bahwa alat ( belt- conveyor ) akan dijalankan secara AUTO , bila alat start dari ruang control maka alarm akan berbunyi dan lampu royer akan menyala kurang lebih selama 10 – 20 detik lalu belt-conveyor berjalan atau running.

G. TRANSDUCER.
Alat ini dipasang di bawah belt conveyor, fungsi alat ini adalah sebagai interlock, artinya sebagai pemutus atau penyambung arus listrik bagi peralatan.

H. METAL DETECTOR.
Alat ini dipasang pada belt conveyor 402- V, didepan tail pully dan berfungsi sebagai pengaman bila ada benda asing atau besi yang mungkin dapat merusak belt-conveyor.
Apabila belt conveyor running dan membawa material yang ditumpangi benda/ besi maka akan ada sinyal alarm yang dapat memberhentikan belt conveyor.

I. DRUM / PULLY.
Alat ini berfungsi untuk menarik putar belt conveyor atau memutar balik serta sebagai pegangan bandul ( counter weight ) sebagi pengencang belt conveyor.
Fungsi dan jenis drum pully .
1. Drive pully, tempatnya berada di depan sebagai penarik putar belt conveyor ini dihubungkan dengan turbo coupling, gear box selanjutnya dihubungkan ke motor listrik dan berfungsi untuk menarik putar belt conveyor.
2. Tail pully, tempatnya dibelakang , sebagai pemutar balik dan sebagai pengendali belt conveyor.
3. Snup pully, posisinya berada di bawah dan dibelakang drive pully sebagai pengencang belt conveyor pada drive pully.
4. Band pully, posisinya dibawah belt conveyor sebagai penahan belt untuk ditarik oleh bandul (counter weight ).
5. Take up pully, berada di bawah belt conveyor untuk pegangan ceiling bandul/ counter weight.
6. Counter weight, adalah bandul sebagai pengencang belt conveyor.
7. Pompa Hydraulic, fungsi sama dengan counter weight sebagai pengencang belt yang pendek seperti boom conveyior stacker atau boom conveyor, SR dan juga ada yang menggunakan spring (per) yang terbuat dari plat baja. Contoh nya pengencang belt 408-V dan 409-V.

J. ROLL.
       Alat untuk jalur belt conveyor.
       Fungsi dan jenis roll.
1. Roll Top, sebagai rel belt conveyor, tempatnya di jalur atas.
2. Return Idler ( roll balik ), sebagai jalur belt conveyor, tempatnya berada di bagian bawah.
3. Roll Karet, biasanya ditempatkan di bawah chute transfer, supaya bisa terjadi flexible pada belt conveyor saat material tersebut jatuh di belt conveyor.

CLEANER.
       Ada 3 ( tiga ) macam Cleaner :

1. Cleaner segi tiga.
2. Cleaner panjang.
3. Cleaner segitiga lingkaran.

Ketiga cleaner tersebut pada prinsipnya sama kegunaannya untuk membersihkan belt conveyor dari kotoran dan air, hanya penempatan dan bentuknya saja yang berbeda.
Bila cleaner segi tiga di tempatkan didepan tail pully untuk membersihkan kotoran dan material serta air yang terbawa belt balik.

SKIRT BOARD.

Skirt board ada 2 (dua) macam :
1. Side skirt board.
2. Back Skirt Board, berfungsi untuk menahan material supaya tidak k eluar dari belt conveyor, hanya tempat yang berbeda, bila side skirt board berada ditepi kiri dan kanan belt conveyor, Back skirt board berada dibawah chute transfer bagian belakang.

CHUTE.
        Fungsi chute untuk mendistribusikan material dari satu alat ke alat yang lain atau dari conveyor ke conveyor berikutnya.

Jenis Chute :

1. Chute Transfer, yaitu alat yang menghubungkan dari belt conveyor ke conveyor yang lain.
2. Chute Emergency, alat yang menghubungkan dari front loader ke belt conveyor yang sifatnya     emergency.
3. Chute table, alat yang menghubungkan dari reclaimer ke 2 ( dua) arah belt conveyor seperti       belt conveyor BS 2 dan BS 3.
4. Three way chute , alat untuk menghubungkan ke 3 (tiga) arah yang diperlukan antara lain ke     flexowheel 410- V, 411-V dan ke Gate 423- L.
5. Two way chute, alat yang menghubungkan dari flexowheel 406- V ke dua arah belt conveyor       407- V1 dan 407- V2.

HOPPER.
      Alat yang menampung sementara material, kapasitasnya < 400 ton.

DEDUSTING.

Alat yang berfungsi untuk menyedot debu bahan baku pellet atau sponge dari transfer chute atau screen.
Ada 3 (tiga ) jenis alat yang berfungsi sama :
1. Dry wet dedusting dan scrubber, kedua jenis alat ini menyedot debu dari transfer chute maupun screen lalu di spray dengan air, debuyang kasar akan masuk kedalam bak penampung terus dipompa menuju bak penampung lumpur dan debu yang halus terbawa sedotan blower ke cerobong selanjutnya ke udara bebas.
2. Iron Ore Dry Dedusting, alat yang menyedot debu pellet dari chute transfer dan screen, kemudian debu tersebut dipisahkan yang halus dan kasar masuk belt conveyor dan ditampung dalam bin untuk selanjutnya dibuang ke area penampungan, sedangkan yang halus terbawa isapan blower masuk ke cerobong dan buang ke udara bebas.

SCREEN.
     Alat ini ada 2 (dua ) macam, dan fungsinya sama yaitu untuk memisahkan antara debu pellet dan sponge. Hanya dari bentuk yang berbeda yakni : screen untuk memisahkan debu
pellet , bahan dari kawat baja yang di anyam dan ada yang dari karet berlubang. Sedangkan screen untuk memisahkan debu sponge ter buat dari plat baja yang dilubangi ( lihat figure . 5 ).

GATE.
     Alat yang terbuat dari palt baja yang berbentuk persegi empat dan biasanya dipasang didalam chute transfer berfungsi untuk memindahkan arah material.
Lebih jelas lihat gambar belt conveyor main part (alat utama conveyor ).
 
2. 1. Manusia / Operator.
                 Tiap unit peralatan di kendalikan oleh satu atau lebih operator yang mengawasinya, karena itu operator harus mampu mengendalikan dan memahami cara kerja peralatan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Tanggung jawab operator di dasari atas :
a. Operator bertanggung jawab terhadap peralatan yang berada dalam pengawasannya.
b. Operator bertanggung jawab atas kelancaran operasi peralatan.
c. Operator dapat memahami dan mengetahui seluruh system kerja peralatan yang menyangkut interlock system, pelumasan system dan pengoperasian alat.
d. Mampu memprediksi dan tanggap bahaya yang akan terjadi pada peralatan.
e. Sanggup mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam mengatasi masalah yang menyangkut keselamatan alat , manusia dan produksi.
f. Wajib menjaga wilayah kerja, control peralatan dan pembersihan peralatan secara periodik.
g. Mengerti tentang elektrik dan mekanikal system peralatan serta tahu prosedur kerja ( SOP ).

0 komentar:

Posting Komentar

Rekan Alumni yang terhormat,kami admin berusaha lebih mendekatkan info ke ruang pribadi anda.semoga komunitas milis ini sebagai tag additional setelah ruang wicara yang telah berjalan,
Bila kita mau bersaudara..tidak ada kata yang membatasi ruang dan waktu walau hanya 5 (lima) menit kawan.