Senin, 29 Juni 2009

Perubahan yang terprogram.

,A. Toffler mengatakan "Change is not merely necessary for life, it is life" (Perubahan itu tidak harus, yang penting untuk hidup, melainkan hidup itu sendiri).
"Perubahan tidak seharusnya diiakukan secara reaksioner, melainkan harus diprogram. Dan perubahan dijadikan sebagai suatu strategi untuk mencapai tujuan secara menyeluruh tapi bertahap," pada pemerintahan orde baru dapat kita pelajari bagaimana perubahan dilakukan secara terencana yang kita kenal dengan rencana pembangunan lima tahun ( repelita ) dan perubahan ini terlihat dan terukur,kita tidak melihat pada sistem pemerintahan saat itu tapi kita melihat keberhasilan dari suatu perubahan yang terencana akan membawa kita pada satu kondisi yang memperlihatkan kemajuan yang alami dan adanya proses kreasi atau usaha.
Dimana perubahan itu dikelola atas dasar sumber daya yang ada dan sesuai dengan aturan yang berjalan di karenakan subjek dan objek yang berubah serta terkendali. Dari pengalaman ini kita bisa melihat perubahan yang terjadi dapat terfokus dan melakukan prioritas kebutuhan dari segala kegiatan yang dibutuhkan masyarakat tanpa meninggalkan faktor yang lain.
Setidaknya ada 4 (empat) faktor dari obyek perubahan, yaitu :
1. Manusia sebagai pribadi & komunitas,
2. Budaya kerja sama ( terpadu ),
3. Proses kreasi atau usaha dan
4. komunikasi Informasi .
secara umum, pada dasarnya hanya ada 3 ( tiga ) faktor yang mempengaruhi :
1. .Manusia sebagai pribadi & komunitas
2. Komunikasi Informasi
3. dan. Proses kreasi atau usaha
Budaya kerja ,nilai semangat yang mengikat di dalam kelompok merupakan suatu keharusan yang harus dimiliki.

Perubahan yang mendasar dari suatu pengelolaan sumber daya adalah berubah dari mengerjakan yang tidak sejalan dengan aturan menjadi bekerja sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
4 (empat) hal utama sebagai tuntunan perubahan.:
1. lakukan setting prioritas
2. fokus
3. kerjakan yang terpenting
4. berusaha untuk lebih efektif .

Sabtu, 27 Juni 2009

Cara cara Ber negosiasi

Kita sering mendengar kata kata ini dalam keseharian,tapi tahukah anda bahwa proses jalannya negosiasi itu ada yang perlu kita pelajari secara seksama dan ini diperlukan juga pada saat wawancara kerja, menyelesaikan konflik dalam organisasi ataupun dalam melakukan hubungan sosial kemasyarakatan.
Pada dasarnya negosiasi adalah cara bagaimana kita mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi kita dan emosi pihak lain.

Di sinilah seringkali banyak di antara kita tidak menyadari bahwa negosiasi sebenarnya lebih banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa seseorang.

Ini seperti gambaran sebuah gunung es, di mana puncak yang kelihatan merupakan hal-hal yang formal, tuntutan yang dinyatakan dengan jelas, kebijakan atau prosedur perusahaan, maupun hubungan atau relasi bisnis yang didasarkan pada hitungan untung rugi.

Sedangkan yang sering dilupakan dalam proses negosiasi adalah hal-hal yang tidak kelihatan, seperti misalnya hasrat, keinginan, perasaan, nilai-nilai maupun keyakinan yang dianut oleh individual yang terlibat dalam konflik atau yang terlibat dalam proses negosiasi. Hal-hal yang di dalam inilah justru seringkali menjadi kunci terciptanya negosiasi yang sukses dan efektif.



Karakteristik utama negosiasi:

1. senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;
2. memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
3. menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar (barter);
4. hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah;
5. negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi;
6. ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.


DUA JENIS NEGOSIATOR

A. VALUE CLAIMERS

Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian. Masing-masing pihak berusaha mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan sesedikit mungkin jatah atau kemenangan bagi lawannya.
Cara yang digunakan adalah taktik yang manipulatif, argumen yang memaksakan, konsesi terbatas dan tawar-menawar yang a lot

B. VALUE CREATORS

Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.
Cara yang digunakan adalah dengan mengembangkan hubungan yang kolaboratif, mengutamakan penyesuaian kepentingan kedua belah pihak, bersikap ramah dan kooperatif

Unsur-unsur Negosiasi

1. Ketergantungan dalam suatu tingkatan, antara pihak pihak yang terlibat
2. Ketidaksepakatan atau konflik (baik konflik nyata atau yang tersembunyi)
3. Interaksi yang oportunistik (setiap pihak punya keinginan untuk berusaha mempengaruhi orang lain)
4. Kesepakatan

Negotiation Triangle ( tingkatan negosiasi).

HEART
yaitu karakter atau apa yang ada di dalam hati kita yang menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi

HEAD
yaitu metoda atau teknik-teknik yang logis kita gunakan dalam melakukan negosiasi

HANDS
yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan jam terbang kita menuju keunggulan atau keahlian dalam bernegosiasi


Trust (Kepercayaan)

1. Memiliki sikap positif kepada pihak lawan
2. Memperlihatkan kemauan kerja sama
3. Berkemauan untuk membuat konsesi dan pemecahan masalah bersama
4. Terbuka dan tidak “mengancam”
5. Memahami keadaan pihak lawan


Ciri Negosiator Ulung,
Negosiasi efektif terjadi jika persoalan persoalan subtansi yang diputuskan dan ada hubungan kerja antara pihak perunding yang dipertahankan atau setiap proses tersebut bermanfaat. Dengan kata lain negosiasi yang tidak saling merasa dirugikan

Rabu, 17 Juni 2009

Your Believe Me


Berawal dari perkenalan dan mempelajari karakter sesuatu hal yang baru, dengan rasa saling menjaga nilai kesopanan ( respectful)tentu saja dengan membuka diri untuk bisa menerima sesuatu yang baru kita kenal itu secara positif thinking Bagi orang yang introver sesuatu yang baru dalam mind set mereka itu ancaman yang nyata,tetapi bagi mereka yang extrover ( mudah bergaul) merupakan tantangan mengenal sesuatu yang baru , orang seperti ini yang mampu membangun jaringan pertemanan di komunitas apapun dan berbagai forum kegiatan seiring waktu, ada satu nilai persamaan persepsi ,visi dan misi kehidupan yang terbangun, mulailah timbul rasa percaya satu sama lainnya.setiap masalah akan ditemukan pemecahannya sendiri - sendiri, tidak saling menyalahkan apalagi menyakiti.
Kebersamaan akan mengkristal dalam bentuk apapun itu apakah komunitas (kesamaan hobby,kesenangan ,ketertarikan jenis,dan berujung pada pengorbanan yang dilandasi ketulusan yang sangat dahsyat efeknya dalam kehidupan manusia itu sendiri, bagi yang cerdas melihat peluang ini sebagai sarana berbuat baik atau sebaliknya dan membangun sesuatu yang bermanfaat untuk menambah wawasan pemikiran dan lain sebagainya Kepercayaan, selalu dihubungkan dengan kesetiaan dan kapabilitas untuk bisa diandalkan. Dengan adanya kepercayaan, maka diharapkan orang yang dipercaya dapat setia dan memiliki kapabilitas yang cukup untuk dapat dipercaya. Apa nilai kepercayaan? Ilustrasinya begini ,seperti dua orang yang memanjat tebing tinggi tanpa alat pengaman. Lalu yang satu tergelincir, dan berpegang kepada tangan rekannya. Pegangan itu adalah simbol kepercayaan. Nah, tinggal bagaimana si rekan, apakah ia akan dengan setia menahan dan menarik temannya yang tergelincir, dan apakah ia mampu (kapabel) untuk bisa menahannya dan menariknya, bukan justru mereka jatuh berdua???.
Nilai kepercayaan harus dijunjung tinggi, bukan disepelekan. Seperti ilustrasi di atas, kepercayaan harus dinilai sebagai hal yang menyangkut "nyawa". Makna dari kepercayaan bagi org yang menyerahkan kepercayaannya adalah "pasrah", sedangkan bagi si yang dipercaya adalah tanggung jawab. Kepercayaan tidak bergantung terhadap besarnya kualitas maupun kuantitas. Hal sekecil apapun jika dipercayakan maka harus dipertanggungjawabkan dengan parameter yang sama. Ujian terhadap kepercayaan dan kesetiaan adalah waktu.
contoh nyata masalah kepercayaan dan kesetiaan hubungan sepasang kekasih.
Nah, masalahnya adalah bagaimana menjaga kepercayaan dan kesetiaan itu sobat. Kelemahan kita adalah waktu akan melemahkan konsistensi kita untuk tetap bisa dipercaya dan setia. Mari kita sama - sama belajar tapi jangan keterusan belajarnya, next jadi alasan lagi khan…. Dan tentu saja KONSISTEN..makhluk apa lagi neh ???, artinya tanpa perubahan kecepatan alias percepatan sama dengan nol.
Kalo dilihat, kata konsisten begitu mudah diucapkan, seakan itu adalah hal yang wajar, mudah dilakukan. Dengan mudah org bisa bilang "konsisten donk!". Tp coba bandingkan bila tiba - tiba disinggung kata komitmen, dan ketekunan. Semua akan langsung bersungut - sungut. Komitmen seakan menjadi sebuah kata yang sakral karena di dalamnya mengandung arti perjanjian. Sedangkan ketekunan menjadi monster yang menakukan karena butuh kerja keras dan sukar dilakukan. Tetapi konsisten justru dianggap "hal kecil".ha.ha nah semua kemabali pada dirimu sendiri dan tafsiranmu......Oceee.

Sabtu, 06 Juni 2009

MARI SENYUM BERSAMA

Hari ini aku akan tersenyum menatap masa depan
Sebagai bukti hari ini aku akan tersenyum pada orang yang kutemui
Aku akan tersenyum pada keluargaku
Aku akan tersenyum pada Suami (istri) dan anak-anakku
Aku akan tersenyum pada pekerjaanku
Aku optimis akan masa depanku
Karena aku punya impian
Karena aku fokus pada bidang dan tujuanku
Karena aku tekun dan sabar
Karena aku menerapkan hukum pertambahan
Yakni hukum dimana aku harus bertindak untuk semakin mendekati impianku.
Tiap hari aku berbuat untuk melangkah
Aku takkan gagal karena banyak yang bisa kujadikan contoh
Aku bangga akan diriku, bukan karena tidak pernah jatuh dan gagal
Tapi aku selalu bangkit dari kegagalan
Tersenyum ternyata mudah, Kenapa anda tidak ikut tersenyum bersamaku?
Kenapa tidak anda ajak teman anda untuk tersenyum?
Ajaklah teman anda untuk tersenyum dengan menyebarkan senyum optimis anda ini
Mari tersenyum bersama-sama, senyuman kehangatan dan optimisme

Kamis, 04 Juni 2009

SEBAB SEBAB NAIK TURUNNYA IMAN KITA


CARA MENAIKKAN KADAR IMAN :
1. Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits
a. Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya
Ayat-ayat Al-Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat Al-Qur’an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah, dilain pihak Al-Qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seorang pencari ketenangan.
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS, Shaad 38:29)
”Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (QS, al-Israa’ 17:82)
b. Pelajarilah ilmu mengenai Asma’ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.
c. Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.
Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah.
Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?”. Rasulullah saw balik bertanya : “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si sahabat menjawab , “Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah saw menjawab, “Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. (HR Muslim) Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW.
d. Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam
Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami -istripun ada aturannya.
e. Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in)
Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud. Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya. Sejarah lain menceritakan tentang lumrahnya seorang tabi’in meng-khatamkan Qur’an dalam satu kali sholatnya. Atau cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali berjamaah di mesjid. Atau seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk mesjid. Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan hati seorang yang sedang meningkatkan keimanannnya.
2. Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam (ma’rifatullah)
Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.
Renungkan pula rahasia dan mukjizat Qur’an. Salah satu keajaiban Al Qur’an adalah struktur matematis Al Qur’an. Walau wahyu Allah diturunkan bertahap namun ketika seluruh wahyu lengkap maka ditemukan bahwa kata tunggal “hari” disebut sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun syamsiyyah (masehi). Kata jamak hari disebut sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan. Sedang kata Syahrun (bulan) dalam Al Quran disebut sebanyak 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Kata Saa’ah (jam) disebutkan sebanyak 24 kali sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan semua kata-kata itu tersebar di 114 surat dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata yang tersusun indah. Dan masih banyak lagi keajaiban dan mukjizat Al Quran dari sisi pandang lainnya yang membuktikan bahwa itu bukan karya manusia. Masih banyak pula mukjizat lainnya di alam ini yang membuktikan bahwa alam ini memiliki struktur yang sangat sempurna dan tidak mungkin tercipta dengan sendirinya. Adalah lumrah, bahwa sesuatu yang tidak mungkin diciptakan manusia, pastilah diciptakan sesuatu yang Maha Kuasa, Maha Besar. Inilah yang menambah kecilnya diri kita dan menambah kekaguman dan cinta serta iman kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini.
3. Berusaha keras melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlas
Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.
a. Amalan Hati
Dilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu menjaga kesucian hati. Ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan harap akan Allah. Jauhi sifat tamak, kikir, prasangka buruk dan sebagainya.
b. Amalan Lidah
Perbanyak membaca Al-Qur’an, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar, mengirim salam dan sholawat kepada Rasulullah dan mengajak orang lain kepada kebaikan, melarang kemungkaran.
c. Amalan Anggota Tubuh
Dilakukan melalui kepatuhan dalam sholat, pengorbanan untuk bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk sholat berjamaah di mesjid (khususnya bagi pria).
SEBAB-SEBAB TURUNNYA KADAR IMAN :
Sebab-sebab dari dalam diri kita sendiri (Internal) :
1. Kebodohan
Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya.
2. Ketidakpedulian, keengganan dan melupakan
Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat), dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana.
Kengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk orang yang men-zhalimi (melalaikan) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syeitan (Thaaha 20:124).
Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal sholeh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat (dzikir) kepada Allah.
3. Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar.
4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. Seperti sabda Rasulullah, “..barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk”. Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.
Sebab-sebab dari luar diri kita (External) :
1. Syaitan
Syaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah, membujuknya melakukan dosa.
2. Bujukan dan rayuan dunia
Allah SWT berfirman : “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadiid 57:20).
Tujuan hidup manusia seluruhnya untuk akhirat. Apapun kegiatan dunia yang kita lakukan, seperti mencari nafkah, menonton TV, bertemu teman dan keluarga, seharusnya semua itu ditujukan untuk meraih pahala akhirat. Tidak secuilpun dari kegiatan duniawi boleh dilepaskan dari aturan main yang diperintahkan atau dilarang Allah. Ibnul Qayyim mengibaratkan hati sebagai suatu wadah bagi tujuan hidup manusia (akhirat dan duniawi) dengan kapasitas (daya tampung) tertentu. Ketika tujuan duniawi tumbuh maka ia akan mengurangi porsi tujuan akhirat. Ketika porsi tujuan akhirat bertambah maka porsi tujuan duniawi berkurang. Dalam situasi dimana tujuan dunia menguasai hati kita maka hanya tersisa sedikit porsi akhirat di hati kita, dan inilah awal dari menurunnya keimanan kita.
3. Pergaulan yang buruk
Rasulullah bersabda : “Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).
Seorang teman yang sholeh selalu memperhatikan perintah dan larangan Allah, karenanya ia selalu mengajak siapa saja orang disekitarnya untuk menuju kepada kebaikan dan mengingatkan mereka bila mendekati kemungkaran. Teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai-nilai agama Islam. Berada diantara teman-teman yang sholeh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang-orang sholeh. Sebaliknya berada diantara orang-orang yang tidak sholeh atau berperilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan sholat.
Menaikkan kadar iman bukanlah suatu pekerjaan mudah, karena begitu banyak usaha (menuntut ilmu, amalan-amalan) yang harus kita lakukan disamping godaan (syaitan, duniawi) yang akan kita hadapi. Paling tidak kita termasuk orang-orang yang lebih beruntung dibanding orang lain yang belum sempat mengetahui “sebab-sebab naik-turunnya iman” dalam tulisan ini. Mari kita ingatkan teman-teman kita dengan menyebarkan tulisan ini.
Sumber :
1. Sebab-sebab Naik Turunnya Iman, oleh Syaikh Abdur Razzaaq al-Abbaad
2. Asma’ul Husna, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
3. Penawar Hati yang Sakit, Ibnu Qayyim Al-JauziYAH
March 25, 2009 - writted, by phipi3.wordpress.

Selasa, 02 Juni 2009

MEKANISME MEMILIH KETUA UMUM DI DALAM ORGANISASI.


Setiap organisasi yang mapan diperlukan suatu sistem pemilihan ketua umum yang baku,dimana pemilihan ini sangat menentukan dalam mengendalikan roda organisasi.
Organisasi didirikan adalah atas dasar keinginan, tujuan dan cita cita bersama, maka kita harus membuat perencanaan yang disesuaikan dengan aturan AD/ART serta Garis Besar Peogram Pokok Organisasi tersebut.ini merupakan landasan atau legalisasi hukum yang harus di sepakati bersama.
Tata cara pemilihan ketua yang berada di wilayah dan Daerah perbedaannya tidak jauh berbeda dengan pemilihan tingkat pusat, bedanya pemilihan ketua umum pada sistem penyaringan atau menentukan nominasi calon calon yang diajukan daerah dan wilayah dimana jumlahnya bisa saja lebih dari 3 ( tiga) orang per wilayah atau daerah.
Untuk menentukan siapa yang akan dipilih pada Munas atau apapun namanya ini akan disiapkan team atau kepanitiaan yang diwakili dari beberapa daerah atau wilayah, mereka ini akan membuat suatu tahapan penyeleksian secara alami, maksud alami ini adalah terlihat dari masing pribadi bakal calon yang bersedia atau tidak bersedia.Kalau pemilihan didasarkan azaz demokrasi maka pilihan yang di utus dari daerah atau wilayah bila dikumpulkan bisa mencapai ratusan orang karena dalam organisasi hak yang dipilih dan memilih merupakan Hak Azazi seseorang, kita tidak boleh menghalangi apalagi mematahkan keinginan dari masing masing individu.
Jadi disinilah terlihat dengan jelas bahwa organisasi yang baik selalu memberi peluang kepada kader kadernya untuk siap dipilih maupun memilih sesuai dengan kemampuannya.
Team atau kepanitiaan yang dimaksud bisa kita namakan Panitia Nominasi bakal calon Ketua Umum , bertugas untuk merangking bakal calon ketua didasarkan atas bersedia atau tidaknya seseotrang yang terpilih dan juga adanya dukungan dari semua wilayah atau daerah .
Pertanyaannya apa yang harus dilakukan panitia ini dalam menyiapkan nominasi bakal calon ketua umum untuk periode selanjutnya ,kita bisa membuat frame tahapan kegiatan yang akan mengarah kepada sistem nominasi sesuai kriteria.
Kenapa perlu adanya panitia ini ?.sederhana jawabannya,yakni panitia ini dibentuk bertujuan untuk mengefisienkan waktu pemilihan pada saat Munas atau apapun namanya dan tentu saja peringkat atau nominasi bakal calon lebih mendekati kepada calon yang sesuai dengan keinginan anggota dalam memilih Ketua yang ideal untuk memimpin dan mengendalikan organisasi dalam mencapai tujuan atau Misi dan visi otganisasi kedepan. Karena kepanitiaan ini diwakili oleh anggota anggota / ketua – ketua wilayah maupun daerah yang ada di seluruh wilayah atau daerah, dan tidak menutup kemungkinan dari kepanitiaan inipun terpilih sebagai kandidat nantinya.
Nah untuk menentukan siapa yang maju sebagai ketua nantinya adalah para anggota utusan daerah maupun wilayah yang hadir di Munas atau apapun namanya, sebab anggota yang diutus ke Munas adalah orang orang yang dipilih mewakili pengurus di wilayah ataupun daerah.
Pemilihan bakal calon ketua umum ini sebelumnya pada tingkat wilayah dan daerah telah ditetapkan atas hasil pemilihan suara dijadilkan satu paket dengan pemilihan ketua wilayah atau daerah yang dipilih berdasarkan pemilihan umum di daerah atau wilayah masing masing , setelaah itu baru dilakukan lagi pemilihan terbuka bagi anggota yang ikut kegiatan Munas untuk memilih kandidat Ketua Umum dan menetapkan pada sidang pleno.
.
Tahapan apa yang dilakukan kepanitiaan ini dalam memberi peringkat ?, diantaranya :

- Penetapan kriteria bakal calon .

- Kesediaan menjadi Balon Ketua Umum dengan mendistribusikan
formulir yang disediakan panitia kepada balon yang terpilih tadi

- Komitmen balon ketua, bisa berwujud misi yang akan dilakukanya.

- Kriteria kampanye, yakni dalam bentuk apa.?.
.terbuka atau tertutup.

- Penetapan Ketua Umum dalam nominasi atau rangking,terlihat
dari pengembalian formulir kesediaan jadi balon ketum, hasil ini akan
dibawa ke forum Munas untuk dilakukan pemilihan langsung.

Demikianlah tata cara atau sistem pemilihan balon ketua umum yang mungkin bisa memberi inspirasi bagi pembaca yang berminat untuk merumuskan kegiatan Rapat Umum /Kerja Nasional atau Musyawarah Nasional, semuanya terpulang kepada insan organisasi bagaimana melaksanakan kegiatan pemilihan ketua / pimpinan organisasinya agar lebih aspiratif dan tentu saja DEMOKRATIS serta efisien tergantung kondisi dan besar kecilnya bentuk organisasi tersebut,..kalau kita lihat tata cara Organisasi Negara yang sangat besar dan merupakan Masternya organisasi dimana berkumpulnya semua kepentingan masyarakat yang beragam ,tentu saja dalam pemilihan ketua/ presiden memang sangat terbuka, dan dari segi pendanaan dan waktu juga sangat besar ,hal ini bisa kita sebut ”Musyawarah Rakyat secara Nasional” dimana negara memberi ruang pemberian hak suara kepada rakyat untuk memilih siapa orang yang disukai dan tidak disukai, KPU dibentuk juga merupakan bentuk kepanitiaan yang bertugas mulai dari administrasi pendaftaran anggota pemilih sampai menyiapkan pemilihan Ketua / Presiden, kita bisa bayangkan begitu beratnya tugas mereka dan tentu saja anggota team ini orang orang yang punya kompetensi dan amanah dalam menjalankan fungsinya.
Karena team / panitia ini sangat rentan terhadap intervensi berbagai kepentingan begitu juga halnya dengan pembentukan ”Panitia Nominasi bakal calon Ketua Umum”.
Memang untuk menggerakkan suatu organisasi perlu daya kreatifitas dan sikap yang progressif artinya organisasi identik dengan kebutuhan hidup kita, ibarat kendaraan tentu perlu property dan asesoris yang bagus agar kendaraan enak dan nyaman digunakan.
Wallahualam bissawab.