Minggu, 05 April 2009

PILIH PEMIMPIN DIDASARI MORALITAS.dan KOMPETENSI...

Pemimpin memiliki peran strategis dalam sebuah organisasi atau negara, kemajuan Organisasi atau negara tersebut sangat ditentukan atas moralitas dan kompetensi pemimpinnya.

Kiranya kesadaran akan peranan strategis seorang pemimpin telah melekat dalam pikiran kita, karena itu masyarakat atau rakyat harus mampu mendapatkan pemimpin dengan moralitas dan kompetensi terbaik, hingga mampu membawa negara kita menghadapi segala tantangan terkini yakni globalisasi.

Pemimpin terbaik tidak bisa diperoleh tanpa usaha terbaik, artinya diperlukan pemahaman secara mendalam terhadap kriteria seorang pemimpin, dan diperlukan metode pemilihan yang selektif, dan diperlukan juga pemahaman secara komprehensive terhadap para calon pemimpin.

Pemahaman terhadap calon pemimpin bisa didapat dengan mengetahui secara detail moralitasnya, pengalaman keorganisasiannya baik di organisasi kemahasiswaan ketika kuliah, organisasi sosial kemasyarakatan, dan politik serta memahami birokratisasi tata lembaga negara.

Sangat penting mengetahui seberapa amanah ketika ia memimpin, yang bisa diukur dengan menilai sejumlah agenda perjuangan dan program kerja yang telah diamanatkan dan di implementasikan.

Logis kah sesuatu hal yang amanah disampaikan terhadap agenda atau program yang tidak dijalankan atau menyimpang dari ketentuan yang sudah digariskan Undang Undang atau pokok –pokok program kerja . Karena biasanya kegagalan mengimplementasikan agenda dan program disertai pertanggung jawaban tersebut tidak cukup waktu untuk menjalankan program tersebut , akibat dari kesibukan menjalankan agenda lainnya yang lebih besar, misal kepentingan dari suatu kelompok .

Padahal yang terjadi adalah ketidak mampuan untuk memimpin organisasi atau negara secara efektif sehingga tidak bisa men jalankan lebih dari satu program pada saat yang bersamaan .

Dengan kata lain organisasi atau negara telah dikelola berdasarkan mengejar proyek yang hanya bisa mengerjakan satu kegiatan pada satu waktu tertentu saja.

Membawa organisasi atau negara menjadi sebuah manajemen proyek jelas sangat merugikan organisasi atau negara tersebut, karena mematikan potensi negara termasuk potensi yang dimiliki rakyatnya dan yang lebih berbahaya lagi adalah pelayanan terhadap masyarakat menjadi tidak optimal.

Kemampuan mengelola asset negara sangat diperlukan bagi seorang pemimpin, ia harus memiliki serangkaian metoda kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas dari aspek moralitas, tetapi ketika memimpin, justru tidak efektif. contoh para pemimpin karismatik ataupun pemimpin yang menjadi simbol perjuangan rakyat, dan masih banyak lagi sebagaimana yang kita rasakan selama ini.

Untuk menjadi pemimpin negara atau pun wakil rakyat, alangkah baiknya jika memiliki pengalaman ke organisasian pada ormas, OKP. serta sistem birokrasi.

Pengalaman berorganisasi yang terintegrasi akan sangat kontributif bagi kinerja legislatif dan pemerintahan . Bagaimanapun memimpin ormas berbeda dengan memimpin negara, kerangka kerja organisasinya sudah demikian tertata dan terukur selain faktor kekuasaan, kepemimpinan yang sangat kuat terhadap kelembagaan. Keberadaan pemimpin yang memiliki moralitas dan kemampuan organisasi dan kelembagaan yang baik tentu sangat penting, mengingat stategisnya peran pemimpin dalam mengawal kepentingan bangsa yang lebih luas. Dan semuanya itu tergantung pada kita sebagai rakyat seberapa kuat kehendak kita untuk memiliki pemimpin dengan moralitas dan kemampuan organisasi dan kecerdasan mengelola negara secara baik.

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang.

Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kearifan dalam diri (wisdom of life ) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam kehidupan masyarakat dan bangsanya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar dirinya melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal leadership from the inside out.

Siapakah pemimpin yang sejati, maka dia menjawab:As for the best leaders, the people do not notice their existence. The next best, the people honour And praise. The next, the people fear, And the next the people hate. Justru seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi berakhir , maka seluruh team work akan mengatakan bahwa mereka lah yang melakukannya sendiri.

Pemimpin sejati itu seorang pemberi semangat (encourager), motivator,dan inspirator,. Konsep pemikiran ini adalah hal yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian( honor and Praise ) dari mereka yangdipimpinnya.

Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa diri pemimpin tersebut. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati dan santun (humble and a- polite) .Pelajaran mengenai kerendahan hati dan berakhlak terpuji serta kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nabi Muhammad SAW.

Beliau seorang pemimpin besar , yang membawa bangsa Arab keluar dari sifat Jahiliyah , menjadi bangsa yang besar dan beliau menjadi panutan bagi pengikutnya dimuka bumi ini hingga akhir zaman.kemudian kita belajar juga dari seorang pejuang kemanusiaan yakni Nelson Mandela., Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia mengalami perubahan karakter dan memperoleh kearifan dalam dirinya.Sehingga dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani orang yang dipimpinnya yaitu anggota masyarakat. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati,demikian kata penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard . Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kearifan, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan ke depan, disertai visi dan misi yang tidak jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.;The only way that I can keep leading is to keep growing. The day I stop growing somebody else takes the leadership baton. That is the way it always it. (John Maxwell ).

; Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih tongkat kepemimpinan tersebut. Saatnya bangsa Indonesia dan para pemimpin elite politik bangsa menyadari, merenungi, introspeksi diri menghadapi keterpurukan bangsa dan ber aneka macam musibah yang dialami bangsa kita akhir-akhir ini TERAKHIR TRAGEDI SITU GINTUNG BANTEN DAN AIR BAH DI SUMATERA BARAT.

Dengan merenung serta memilih dengan hati dan pikiran yang penuh kearifan tersebut diharapkan dapat memperoleh jalan ke arah perbaikan diri dan perubahan kehidupan yang lebih baik. moralitas menjadi titik poros bagi pengembangan kehidupan bersama yang mampu menciptakan kesejahteraan.

Oleh karena itu, jika mengharapkan bangsa Indonesia mampu keluar dari krisis menuju ke arah kehidupan yang sejahtera dan berkeadilan, maka kepemimpinan yang berlandaskan kepada moralitas merupakan sebuah kebutuhan mutlak tentunya, dan sifat – sifat rakus ( korupsi ) serta mementingkan diri sendiri atau kelompok dapat di minimalisir . Hal ini diharapkan bisa mengurangi beban Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ).....

Wallahualam bissawab...!!!!!.

0 komentar:

Posting Komentar

Rekan Alumni yang terhormat,kami admin berusaha lebih mendekatkan info ke ruang pribadi anda.semoga komunitas milis ini sebagai tag additional setelah ruang wicara yang telah berjalan,
Bila kita mau bersaudara..tidak ada kata yang membatasi ruang dan waktu walau hanya 5 (lima) menit kawan.